Kamis, 12 Januari 2012

Wanita Islam Dalam Komunitas Relativ

Islam adalah agama rahmat yg menerut Prof Abd A'la agama perdamaian agama humanis, banyak nilai positiv yg dimiliki Islam, hanya saja nilai itu hrs redup akibat pola dan tingkah laku penganutnya. ketka umat islam Hidup sebagai minoritas maka Islam hrus mengalah pada kondisi, Islam harus mampu menyesuaikan diri, krena apabila tdk umat islam hanya akan mendapat diskriminasi. di Dunia barat sangat sulit untuk dapat menjalankan syariah Islam secara optimal, kita ambil contoh hal yang paling kecil saja (Masturah) atau penutup mata, UU negara Prancis melarang wanita Muslim memakai masturah, uu ini banyak ditentang tanpa melihat nilai positivnya. dalam realitas yg terjadi kejahatan banyak dlakukan oleh orang dg cara menyamar sebagai perempuan Muslim pada hal dibalik cadar itu seorang laki2 penuh hasrat menunggu untuk berbuat jahat, hal ini seyogyanya dapat diantisipasi oleh umat islam agar tidak selalu menjadi kambing hitam. lantas bagaimana caranya andai wanita muslim tdk memakai masturah??? bukankah melanggar syariat . sebuah majalah islam di Amerika menganjurkan wanita muslim tdk memakai tutup muka tapi cukup dg jilbab,namun apabila jilbab masih tdk diperbolehkan ketika masuk kerja, maka dia dianjurkan memakai Wig diluar jilbab..... sunguh fenomena yg luar biasa.. hal ini mungkin tdk berlaku di indonesia (apalagi mahasiswa iain, kecuali mungkin yg biasa mangkal di Expo jatim agar dikira anak Ubhara dan Unesa) karena mereka biasa memakai jilbab dan hidup dikomunitas muslim.... tp pernahkah kita mengkonsep fiqh untuk wanita muslim minoritas secara komplet???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar